Home » , , , » PROYEK DINAS PENGAIRAN DI DUGA TIDAK BERKULITAS

PROYEK DINAS PENGAIRAN DI DUGA TIDAK BERKULITAS

Ditulis oleh : Indikasi News pada Sabtu, 28 Februari 2015 | 06.10

Aceh Utara, INDIKASI News -- Beberapa proyek di Dinas Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral tidak berkualitas, diantaranya proyek Teubing Tanggul Sungai Kreung Pase Gampong Tanjong Awe, Kecamatan Samudera, yang menghabiskan biaya angaran APBK Tahun 2014 se-nilai Rp1.600.000.000,- (satu milyar enam ratus juta rupiah), kini sudah rusak di terjang banjir dugaan kuat karena pengerjaan proyek tidak sesuai dengan spek pekerjaanya.

Dikatakan Tokoh Masyarakat Kecamatan Samudera, “Bahwa proyek tersebut ketinggiannya sangat rendah di bandingkan dengan tanggul dasar. Makanya jebol dibawa arus banjir,” ujarnya.

Pantaun indikasinews.com di lokasi seperti tidak ada bekas yang telah dikerjakan dan Proyek Gampong Teupin Keubeu, Kecamatan Bandar Baro yang menghabiskan angaran tahun 2012 senilai 879 juta. Dan pada tahun 2014 menganggarkan sebesar 923 juta, pekerjaan yang sama pintu air karena yang lama belum di fungsikan sudah rusak.

Tidak hanya itu, ada beberapa waduk lagi yang mencapai angaran triliunan seperti Proyek Waduk Keureueto yang terletak di Desa Blang Pante, Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh utara.

Menanggapi Proyek yang pengerjaannya tidak secara maksimal sangat disayangkan banyak kalangan dan masyarakat. “Pemerintah harus mengambil tindakan tegas dan menindaklanjuti secara hukum kepada Kontraktor Pelaksana pemenang tender yang melakukan penyimpangan dalam pelaksanaan proyek.

Lebih dari itu harap kami para pelaksana proyek dapat menyelesaikan proyek dengan maksimal dan spek yang sudah ditentukan dalam aturannya,” ujarnya

Beberapa kali indikasinews.com mendatangi Kepala Dinas terkait untuk dimintai keterangan, namun yang bersangkutan selalu tidak bisa ditemui dengan banyak alasan. Bahkan melalui via teleponpun sulit untuk dihubungi seolah-olah menghindari dari wartawan.

Pemerintah dalam hal ini harus tanggap mengingat akibat lemahnya pengawasan dari Dinas, teknis maupun konsultan pengawas dari rekanan menghabiskan uang Negara, namun proyek tidak berkualitas akan sia-sia seperti yang dikatakan Wagub di Banda Aceh.

Menurut Muzakir, mengawasi proyek dengan ketat bukan bertujuan untuk mempersulit rekanan. Tapi, hal itu dilakukan agar menghasilkan proyek yang berkualitas sehingga masa pakainya lebih lama. “Sebab, kalau proyek yang kita bangun kurang berkualitas, masa pakainya pendek, cepat rusak, serta pemerintah dan kontraktor dikecam masyarakat. Kalau ini terjadi, rakyat dan pemerintah sangat dirugikan,” ungkapnya.

Dikatakan, uang yang digunakan untuk membangun jalan, jembatan, irigasi, gedung, dan lain-lain mencapai ratusan miliar rupiah akan sia-sia jika tak menghasilkan proyek bermutu. Padahal, kata Wagub lagi, uang itu, bersumber dari pajak rakyat. “Karena itu, kita harus memaksimalkan uang rakyat untuk pembangunan dan perbaikan infrastruktur yang berkualitas tinggi. Ini sudah menjadi komitmen dari Pemerintah Zikir (Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf),” ungkap Wagub.

Setiap kali melakukan kunjungan kerja ke lokasi proyek jalan, jembatan, irigasi, waduk, gedung pemerintah, sekolah, Wakil Gubernur Aceh, H Muzakir Manaf selalu mengingatkan pengawas proyek baik dari kalangan pemerintah maupun konsultan pengawas dan rekanan agar meminta petugas dan konsultan yang ditunjuk mengawasi proyek dengan maksimal.

“Pengawas dari Dinas teknis dan konsultan pengawas harus selalu berada di lokasi proyek untuk melihat dan mengoreksi hasil kerja kontraktor yang tidak benar. Setelah itu minta mereka segera memperbaiki pekerjaan yang belum sesuai agar sesuai dengan spek dan gambarnya,” kata Wagub di Banda Aceh.

Menurut Muzakir, mengawasi proyek dengan ketat bukan bertujuan untuk mempersulit rekanan. Tapi, lanjutnya, hal itu dilakukan agar menghasilkan proyek yang berkualitas sehingga masa pakainya lebih lama. “Sebab, kalau proyek yang kita bangun kurang berkualitas, masa pakainya pendek, cepat rusak, serta pemerintah dan kontraktor dikecam masyarakat. Kalau ini terjadi, rakyat dan pemerintah sangat dirugikan,” ungkapnya.

Dikatakan, uang yang digunakan untuk membangun jalan, jembatan, irigasi, gedung, dan lain-lain mencapai ratusan miliar rupiah akan sia-sia jika tak menghasilkan proyek bermutu. Padahal, kata Wagub lagi, uang itu, bersumber dari pajak rakyat. “Karena itu, kita harus memaksimalkan uang rakyat untuk pembangunan dan perbaikan infrastruktur yang berkualitas tinggi. Ini sudah menjadi komit¬men dari Pemerintah Zikir (Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf),” ungkap Wagub.

Kalau semua pihak yang terlibat dalam proyek bekerja dengan ikhlas dan jujur, menurut Muzakir, kualitas pekerjaan pasti baik, sehingga bermanfaat bagi masyarakat yang membuat mereka puas dan senang. Tapi, sebaliknya kalau semua elemen yang terlibat dalam proyek tak bekerja dengan ikhlas dan jujur, lanjutnya, tidak akan menghasilkan pekerjaan yang berkualitas tinggi.

“Takkan ada kedamaian dan ketenteraman di hati orang yang terlibat dalam proyek, karena sepanjang hidupnya akan terus dihujat masyarakat yang membuat kita terus gelisah dan galau,” timpal Muzakir.

Untuk itu, Wagub berharap rekanan dan pihak lainnya yang terlibat dalam proyek agar dapat menghasilkan karya yang dapat membuat orang banyak puas. “Jika itu yang terjadi, kita akan mendapat pahala dari Allah SWT serta hati jadi tenang dan damai. Karena itu, ke depan kita harus bekerja lebih keras lagi un¬tuk membangun Aceh ini menjadi lebih baik,” pungkasnya. (Wardi)

Bagikan :
 
Copyright © 2015. INDIKASI News - All Rights Reserved •
HomeRedaksiTentang KamiDisclaimerPedoman Media SiberIklan
Didukung oleh : PERSATUAN PEWARTA WARGA INDONESIA (PPWI)
Media Partner : │ BIDIKFAKTA.COM